KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Adapun paper yang kami buat ini berjudul “Lepasnya
Hubungan Palembang dengan Mataram”
Adapun isi dari makalah ini adalah tentang Faktor-faktor yang menyebabkan Palembang memisahkan diri dari Mataram. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Lokal.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak masalah
itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Indralaya, 12 Desember 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................. 1
DAFTAR
ISI................................................................................................ 2
BAB
1 PENDAHULUAN.......................................................................... 3
1.1
Latar belakang.............................................................................. 3
1.2
Rumusan masalah......................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................ 5
2.1 Keadaan Mataram pada masa kekuasaan Amangkurat I............. 5
2.2 Faktor yang menyebabkan lepasnya Kesulatanan Palembang
dengan
Mataram........................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................... 7
3.1...... Kesimpulan................................................................................... 7
3.2...... Kritik
dan Saran........................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hubungan Kesultanan Palembang
dengan Mataram
Hubungan atau ikatan kultural dan tradisional dengan
penguasa jawa buat Palembang pada awalnya adalah sesuatu yang bersifat mutlak.
Hubungan dengan mataram mencapai puncaknya setelah surabaya jatuh ketangan
mataram tahun 1625, Sultan Agung menganggap Palembang sebagai kawulanya
demikian juga pemerintah tinggi Belanda menyebut Palembang sebagai kawula
kerajaan Mataram. Hubungan yang akrab antara Mataram
dengan Kasultanan Palembang juga karena merasa sama-sama keturunan Raden Patah
dari Demak. Kasultanan Palembang merasa terlindungi oleh Mataram.
Eratnya
pertalian antara Palembang dan Mataram pada masa itu, terus berlanjut. Pada tahun 1625-1626 Dengan 200 kapal
perang, maka berangkatlah pasukan Banten yang langsung dipimpin oleh Sultan
Muhammad (1580 – 1596) dari Kesultanan Banten
pada tahun 1596 didampingi Mangkubumi dan Pangeran Mas. Dimana Penyerbuan ini merupakan anjuran atau hasutan
oleh Pangeran
Mas, putra Arya Pangiri dari Demak. Lampung, Seputih, dan Semangka diperintahkan
untuk mengerahkan tentaranya menyerang dari darat. Maka terjadilah pertempuran
hebat di sungai Musi sampai berhari-hari. Akhirnya pasukan Palembang dapat
dipukul mundur. Tapi dalam keadaan yang hampir berhasil itu, sultan yang memimpin
pasukan dari kapal Indrajaladri tertembak yang mengakibatkan kematian beliau.
Penyerangan tidak dilanjutkan, pasukan Banten pun kembali tanpa mendapat hasil
(Djayadiningrat, 1983:41-42 dan Hamka, 1982:74-84). Peristiwa gugurnya Maulana Muhammad ini
terjadi menurut sangsakala "Prabu lepas tataning prang" atau tahun
1596 M (Djayadiningrat, 1983:168).
Kemenangan Palembang atas Banten ini juga berkat bantuan yang dikirim oleh
Mataram.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
keadaan
hubungan Palembang dengan Mataram.
2.
Bagaimana
keadaan Mataram
saat melemahnya hubungan Palembang dengan Mataram
3. Apa
faktor-faktor yang menyebabkan Palembang memisahkan diri dengan Mataram.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Keadaan Mataram pada
masa kekuasaan Amangkurat I
Sepeninggal Sultan Agung yang
mengalami masa kejayaannya, yang meneruskan tahta Kesultanan Mataram adalah
putra dari Sultan Agung sendiri yang bernama Raden Mas Sayidin dengan gelar
Sultan Amangkurat Senapati ing Alaga Ngabdur Rahman Sayidin Panatagama atau
Amangkurat I. Pada masa Amangkurat I dianggap sebagai masa-masa atau
detik-detik runtuhnya Kesultanan Mataram. Pada masa pemerintahan Amangkurat I
telah muncul tanda-tanda melemahnya dominasi kekuasaan Mataram yang mengalami
puncak kejayaanya pada masa pemerintahaan ayahnya, Sultan Agung. Tanda-tanda
dari keruntuhan Kesultanan Mataram anatara lain, kebijakan-kebijakan Amangkurat
I yang menimbulkan ketidakstabilan politik dalam menjalankan roda
pemerintahannya. Selain itu, Amangkurat I terkenal lebih dekat kepada VOC, hal
demikian berbeda ketika masa pemerintahan ayahnya, Sultan Agung yang memusuhi
VOC. Kedekatan Amangkurat I dengan VOC menyebabkan terjadinya intervensi VOC
terhadap politik Kesultanan Mataram.
Dan sejak Mataram dipimpin Sunan
Amangkurat I, hubungan Kesultanan
Palembang dengan Mataram sedikit renggang. Banyaknya intrik di kerajaan Mataram
membuat kerajaan yang sempat besar itu kurang memperhatikan hubungan dengan
negara sahabat. Apalagi ketika pengaruh Belanda makin masuk dalam tata
pemerintahan di Mataram.
2.2
Faktor yang menyebabkan
Lepasnya Kesultanan Palembang
dengan Mataram
Setelah terjadinya hubungan antara Mataram dengan VOC, keadaan
yang ada di Mataram sangat dipengaruhi oleh VOC, dan Mataram lebih berpihak
pada VOC.
Sehingga ketika Palembang ingin memperbaiki keadaan
hubungannya dengan Mataram pada awal bulan maret 1677, Orang-orang dari
palembang tidak memperoleh sambutan hangat dan mereka tidak diterima. Juga saat
terjadi krisis politik ataupun serangan dari luar terhadap integritas Palembang
diselesaikan sendiri oleh Palembang. Penghacuran Kota Palembang (Benteng Kuto
Gawang) tahun 1659 oleh Belanda, sebetulnya banyak orang-orang Mataram yang terlibat dalam
penghancuran Kuto Gawang
tersebut.
Seperti diketahui Ockersz menembak sebuah kapal Jawa yang berisikan lada
milik putra mahkota waktu kejadian penghancuran Kuto Gawang oleh Belanda, juga perselisihan dengan Jambi, hanya dilihat oleh
Mataram dari jauh. Keadaan ini tentulah menyebabkan apa yang disebut oleh
Taufik Abdullah sebagai “Kemacetan dalam sistem aliansi dan ketidakstabilan
dari ikatan pertuanan diselesaikan oleh kebaikan hati VOC”.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jadi,
Saat mataram di perintah Amangkurat 1, keadaan
mataram semakin melemah dan kebijakan yang di lakukan oleh sultan terlihat hanya untuk mementingkan diri sendiri, dan menjalin hubungan VOC yang membuat
daerah di bawah kawulahnya
merasa tidak senang , dan saat terjadi
krisis politik ataupun serangan dari luar terhadap integritas Palembang
diselesaikan sendiri oleh Palembang, Mataram hanya melihatnya dari jauh.
Perselisihan dengan Jambi dan saat Belanda menyerang
Palembang tidak ada tindakan yang di
lakukan oleh mataram untuk membantu Palembang bahkan membenarkan semua tindakan
belanda, pada saat yang bersamaan Palembang mengirim
utusanya untuk melaporkan keadanya palembang saat itu ke mataram namun hal itu
tidak di hiraukan oleh Sultan Palembang
hal itu lah yang menambah sakit hati dari pihak palembang ,dan memutuskan untuk
memisahkan diri
dari mataram dan berjuang sendiri mengahadapi konflik yang sedang terjadi. Dan karena keputusan Palembang untuk memisahkan diri
dengan Mataram itulah Palembang menjadi Kesultanan yang Merdeka.
3.2 Kritik
dan Saran
Penulisan makalah yang
berjudul Lepasnya Palembang
dari Mataram ini masih jauh dari
sempurna. Kami dari kelompok 5 mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
pada penyusunan paper
berikutnya dapat semakin baik. Semoga penyusunan paper ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar